Apakah Yang Dimaksud Dengan Ikhlas Dalam Beramal?

  • 24 June 2022
  • Admin

Apakah Yang dimaksud dengan ikhlas dalam beramal?  ingatlah yang harus kita ingat disaat melakukan suatu amalan yaitu haruslah ikhlas. Dengan ikhlas-lah suatu amalan sholeh akan dapat diterima disisi Allah Subhanahu wata’ala.

Ketahuilah bahwa amalan puasa adalah rahasia antara hamba dan Rabbnya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits qudsi, “ Setiap amalan manusia akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah berfirman (yang artinya): Kecuali amalan puasa. Amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Muslim no. 1151).

Kalau kita telah mengetahui hal ini, sudah seharusnya orang yang ikhlas akan menyembunyikan amalan  puasanya dengan bagaimanapun caranya sehingga orang lain tidak mengetahuinya.

Perlu kita renungkan tentang apa yang telah dilakukan oleh orang sholeh terdahulu . saat berpuasa, beliau meminyaki jenggotnya, membasahi bibirnya lalu orang-orang mengira kalau mereka lagi tidak berpuasa. Itu artinya mereka ingin menjaga keikhlasan dengan menyembunyikan amalannya.

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka hendaklah di pagi harinya dia menyisir rambutnya, lalu meminyakinya. Hendaklah pula tangan kirinya tidak mengetahui sedekah dari tangan kanannya. Hendaklah pula dia mengerjakan shalat-shalat sunnah di rumahnya.”

Sebagian ulama salaf dahulu mereka menjalankan ibadah puasa hingga 40 tahun , tetapi tidak ada seorangpun yang mengetahui amalan puasa mereka.
Ada seorang salaf memiliki toko di pasar. Sehari-harinya dia membawa 2 roti dari rumahnya.terus dia keluar dari rumahnya  untuk menuju ke tokonya sendiri di pasar.  Di dalam perjalanan menuju ke toko dia menyedekahkan 2 roti tersebut.  Anggota keluarga nya berpikir kalau roti yang bisa bawa untuk bekalnya dia makan di tokonya . sedangkan orang-orang yang berada di pasar mengira kalau makanan tadi akan dia makan di rumahnya. Padahal tidak diketahui kalau orang salaf ini sedang menjalankan ibadah puasa.  Begitulah cara strategi untuk menyembunyikan amalan puasanya dan memang sangat jauh dibandingkan dengan sikap kita dalam menyembunyikan amalan dibanding para salaf yang terdahulu.

Seseorang yang memiliki usaha dalam menyembunyikan amalan puaSanya yang seperti inilah bau mulutnya akan lebih harum dari minyak misik , disisi allah. Bau yang seperti ini akan selalu terasa di dalam hati dan bau arwah yang harum ini akan dihirup dan akan ditampakkan setelah kematian dan di hari kiamat nanti.

Abdullah bin Gholib ketika dikubur, terasa semerbak bau kuburnya seperti bau minyak misik. Itulah bau yang begitu harum karena tilawah Al Qur’an dan menahan lapar ketika puasa. Sebagaimana terdapat dalam hadits: “Orang-orang yang berpuasa akan keluar dari kubur mereka dan bau harum mereka ini dikenali dari amalan puasa mereka. Bau mulut mereka melebihi bau minyak misk.”
Allah akan senantiasa menolong kaum muslimin karena keikhlasan sebagian orang dari umat ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Allah akan menolong umat ini karena sebab orang miskin, karena do’a orang miskin tersebut, karena shalat mereka dan karena keikhlasan mereka dalam beramal.” (HR. An Nasa-i no. 3178. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya suatu amalan, di samping amalan tersebut harus sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tanpa ikhlas, amalan jadi sia-sia belaka. Ibnul Qayyim dalam Al Fawa-id memberikan nasehat yang sangat indah tentang ikhlas, “Amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas dan tanpa mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaikan seorang musafir yang membawa bekal berisi pasir. Bekal tersebut hanya memberatkan, namun tidak membawa manfaat apa-apa.”