Cara Hidup Bahagia Dalam Islam Lahir Batin

  • 07 December 2021
  • Admin

Cara Hidup Bahagia Dalam Islam Lahir Batin, Semua manusia pasti ingin memiliki kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat. Namun sayangnya hal tersebut tidak dapat dicapai dengan mudah. Rasulullah SAW bersabda :

“Sungguh mengherankan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya segala urusannya baginya memberikan kebaikan hal ini tidak dimiliki oleh seorang pun melainkan oleh seorang mukmin. Bila mendapatkan harta atau kesuksesan selalu bersyukur maka jadilah itu kebaikan baginya dan bila mendapatkan kesengsaraan dia selalu bersabar dan itupun menjadikan kebaikan baginya.” (H.R. Abu Yahya).

Hidup Bahagia Dalam Islam
Berbagai tujuan dan rintangan dalam hidup terkadang membuat kehidupan menjadi terasa sangat buruk dan bahkan terasa menyiksa. Lantas bagaimana cara memperoleh kehidupan yang bahagia dalam Islam.? Berikut beberapa tips hidup bahagia menurut Islam.

1. Selalu bersyukur
Kehidupan akan terasa jauh lebih bahagia ketika kita dapat bersyukur atas segala rezeki yang telah dilimpahkan kepada kita, sebagaimana firman Allah

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Artinya “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

2. Selalu melihat ke bawah
Rasulullah SAW bersabda: “Lihatlah orang yang ada di bawahmu dan jangan melihat orang yang ada di atasmu, sebab itu lebih baik agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah. “(Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

3. Sering bersedekah
Bersedekah merupakan sebuah perilaku yang dapat membuat kehidupan kita menjadi lapang, sebagaimana janji Allah SWT

 “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”.(Q.S. Al Baqarah: 245)

4. Berbaik sangka kepada Allah
Ada banyak keutamaan berbaik sangka kepada Allah, salah satunya adalah mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup.

Dari Anas ra. sesungguhnya Nabi SAW. masuk untuk menemui seorang pemuda yang sedang sakaratul maut, maka Rasulullah SAW. bersabda:

Bagaimana keadaanmu? Pemuda itu berkata, “Ya Rasulullah SAW.! aku mengharapkan rahmat Allah dan aku sangat takut akan dosa dosaku.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda,

“Tidaklah takut dan roja berkumpul dalam hati seorang hamba dalam keadaan seperti ini kecuali Allah akan memberikan kepadanya apa-apa yang diharapkannya, dan akan memberikan keamanan kepadanya dari perkara yang ditakutinya.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, al-Mundziri berkata, “Hadits ini sananya hasan”).

5. Bersikap ikhlas
Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata:

“Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).” ( Q.S. At Taubah: 59)

6. Selalu menjalankan ibadah
Orang yang selalu taat beribadah, tentu kehidupannya akan jauh lebih bahagia, dan kehidupan mereka akan terasa selalu terpenuhi.

” Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan.” ( Q.S. Al A’raaf: 170)

7. Taubat
Salah satu jalan terbaik untuk menuju kebahagiaan adalah dengan bertaubat. ” Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah:

“Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” ( Q.S. Al An’aam: 54)